Salam, para pengukir sejarah!
Sore ini Kang Epi ingin menginformasikan lalu lintas buku terbitan Epigraf.
Hingga 11 Juni 2016, penjualan tertinggi masih dipegang oleh buku Rumah Tanpa Alamat Surat, disusul Troubadour & Avonturir, lalu Jika, dan yang paling buncit Pendakian Terakhir.
Fluktuasinya masih tampak wajar. Karena dari keempat buku yang disebut di atas, urutan jumlah penjualan masih sesuai kronologis terbit. Artinya, salah satu alasan mengapa Rumah Tanpa Alamat Surat masih memegang penjualan tertinggi selama ini, bisa jadi karena ia memang lebih dulu terbit bila dibanding buku-buku berikutnya. Begitu pun dengan judul-judul lainnya. Hingga kini, belum ada judul yang terbitnya belakangan, namun mampu melompati buku yang terbitnya lebih dulu dalam hal jumlah penjualan.
Meski demikian, khusus untuk Pendakian Terakhir harus ada catatan tersendiri. Sejak pre-order dibuka, lantas terbit 5 Juni 2016, hingga hari ini, penjualannya langsung melesak tajam! Stok cetakan pertama langsung ludes tak tersisa. Benar-benar tanpa sisa! Penjualannya memang tidak lantas mengalahkan judul “kakak-kakak”-nya yang lebih dulu terbit. Tetapi, untuk buku yang belum lagi satu minggu terbit, animo atas Pendakian Terakhir memang tak bisa dipandang sebelah mata.
Hingga Kang Epi menulis catatan ini―bahkan catatan ini pun masih belum selesai dirawi―permintaan terhadap Pendakian Terakhir masih saja terus berlangsung. Penerbit pun disibukkan dengan pengemasan dan pengiriman buku. Mau tidak mau, untuk memenuhi kebutuhan pesanan, penerbit mesti melakukan cetak ulang hari ini juga. Apa boleh buat: peminat Pendakian Terakhir terus membeludak!
Ah, semoga semua ini bermamfaat.
Nah, begitulah yang bisa Kang Epi ceritakan, para pengukir sejarah.
Selamat berbuka puasa, selamat bermalam mingguan, dan selamat menikmati akhir pekan.
Salam,
― Kang Epi ―
[sep merangkap kerani di epigraf.id ]