Perahu Retak

Rp59.900

PEMESANAN:

Ini kumpulan puisi rasa do-gado karena Febriansyah Rifqi, penyairnya, menghadirkan keromantisan, kemarahan, kelucuan, kesedihan, dan kenakalan (bahkan kepada Tuhan) dalam satu paket. Kadang manis kadang pedas. Yang menyenangkan, meski tidak pada semua puisi, dia berhasil mengolah kata menjadi kalimat bernas, antara lain “perahu retak tak harus karam”.
Budi Maryonopenulis dan penyunting selepas mungkin

Membaca Perahu Retak adalah membaca perjalanan seorang Febriansyah Rifqi. Melalui puisi-puisinya, terasa sekali bahwa ia sedang melakukan perjalanan, pencarian, dan penggalian makna dalam bingkai semesta kehidupan.
Pay Burmangitaris BIP

Buku ini seperti oase di tengah kehausan saya akan kata-kata indah dan sarat makna. Sekumpulan puisi yang bernapas tassawuf dan bernuansa sedikit bluesy.
Cupee’ Sidhartamusisi dan penulis syair Daun Bertasbih.

Perahu Retak bukanlah sekadar kumpulan puisi, tapi lebih pada mengeja dan membaca perjalanan batin seorang manusia, bagaimana Febriansyah Rifqi berusaha mengenal dan berdamai dengan jagad gedhe serta jagad alitnya.
Goenoeng Moeljoseorang batur di SurauKami Pesantren Dan Rumah Kebudayaan, Banyumanik Semarang.

: tak akan terkejar kesempurnaan, meski lelah tak berbilang. karena wujud keinginan itu seperti bilangan phi,  dengan deret angka yang tak terhingga sebagai desimalnya. itulah sebab, mengapa keinginan sering menjadi pintu masuk bagi kenestapaan: karenanya mari semeleh sejenak, dan biarkan pikiran kita hanyut di kedalaman  kumpulan puisi Febriansyah Rifqi: Perahu Retak!
Guspar Wong, pengasuh Pesantren & Rumah Kebudayaan SurauKami, Semarang.

Kategori: Tag: ,

Informasi Tambahan

Penulis

Penerbit

Epigraf

Tahun Terbit

ISBN

978-602-50238-5-9

Ukuran

13 x 19 cm

Jumlah Halaman

118

Penyelia

Pengatak

Desain Sampul



Buku Rekomendasi